Kenapa di Hotel Tidak Ada Guling?

Ilustrasi: Corinthia hotels
Salah satu pertanyaan yang dilontarkan kawan-kawan atau kenalan ketika ngobrol adalah; "Kenapa hotel (kebanyakan) tidak menyediakan guling?"

Jawabannya sebenarnya simpel tetapi justru akan bersambung biasanya, yaitu sudah standart-nya seperti itu. Iya kan? Pasti Anda yang punya pertanyaan yang sama tidak akan puas dengan jawaban ini dan akan mengejar jawaban yang lebih "masuk akal".



Alasannya sederhana. Hotel yang kita kenal saat ini bermula dari negara Eropa dan Amerika. Di Indonesia sendiri lebih banyak mengadopsi sistem dari Amerika Utara yang notabene tidak mengenal yang namanya guling. Maka tidak heran dalam standart set-up kamar hotel tidak ada guling di situ.

Dalam budaya Eropa dikenal bolster yaitu bantal panjang yang fungsinya bukan untuk dipeluk melainkan sebagai ganjal bantal agar lebih tinggi atau penahan bagian tubuh seperti kaki agar mendapatkan posisi yang lebih nyaman.

Ilustrasi: Hugger Mugger

Dalam referensi lain ada ditemukan bahwa selain bolster, guling juga disebut dengan dutch wife alias istrinya (tentara) Belanda. Hal ini disebabkan karena pada masa itu sekitar abad 18-19, banyak orang Belanda datang ke Indonesia tetapi tidak mau menikah atau memelihara gundik karena sifat pelitnya dan justru menjadikan guling sebagai teman tidurnya hingga kemudian oleh Raffles memberikan julukan itu.

Guling dengan bentuk bulat sebenarnya sudah dikenal oleh bangsa Asia seperti China, Jepang, dan Korea namun kemudian diadopsi oleh orang Belanda dan sekarang malah menjadi barang yang paling populer di Indonesia. Tidur terasa kurang jika tidak memakai guling.

Seperti itulah informasi mengenai kenapa di hotel tidak ada guling.  Semoga bermanfaat.